Kamis, 13 September 2012

PEMULA/PRA SH

Prosedur untuk dapat mempelajari pencak Setia Hati adalah Seseorang di haruskan mjd kandidat untuk mencari tahu secara gamblang gambaran gambaran dan budi luhur apa saja yg terdapat di dalamnya agar tdk terjadi kekecewaan mendalam setelah mjd manusia SH seutuhnya.
Untuk selanjutnya di adakan upacara penerimaan Kadhang/ Saudara SH yg baru dan Biasa di sebut Upacara Keceran. Upacara selain simbolisasi, juga merupakan suatu pengingat untuk mengenang jasa jasa para guru besar dan asal mula permainan2 di mana Pencak SH di lahirkan dan di rumuskan oleh Ki Ngabehi Suro diwiryo dewasa ini.

Pengertian Kandidat Pra SH
kandidat adalah Seorang calon yg akan mempelajari pencak silat SH secara umum, pengenalan sejarah dan pemantaban tekad sebelum  dikecer sebagai kadhang/saudara SH. pada tahap ini wajib bagi seorang kandidat untuk mencari tau beberapa hal berikut:
1. Apakah Pencak SH itu?
2. memahami bhw tdk ada perbedaan antara sebelum prosesi keceran dgn sesudahnya.
3.memahami secara garis besar isi pelajaran pencak setia hati.
Dalam pencariannya tsb biasanya seorang kandidat di beri tugas khusus dari sesepuh berupa sowan k saudra saudara senior SH utk mendapatkan pemahaman mendasar tentang ilmu SH. Bila seorang kandidat sdh memahami isi kandungan pencakSH maka akan di berikan persyaratan utk prosesi keceran. persyaratan tsb di antaranya AIR BENING,KAIN MORI,DAUN SIRIH temu rose,menyan madu,lilin,uang logam,ketengan dan ayam jago yg sehat. Prosesi dam persyaratan tersebut bkanlah ritual klenik atau magis namun merupakan simbolis / perlambang, misalkan:
1. Air bening melambangkan sifat air itu sendiri di harapkan manusia SH dpt menyesuaikan diri dimanapon berada.
2. Kain Mori simbol kesucian dan di pakai di pinggang mengisyaratkan bahwa manusia SH itu sdh melilitkan kesucian.
3. Daun Sirih Temu Rose mela,bangkan ua sisi yg berbeda bila di gigit rasanya sama.
4. Menyan Madu melambangkan darah dan rasa yg harum mengisyaratkan bhwa manusia SH itu hrs mrmbawa harum perilaku di limgkungan sekitarnya.
5.Lilin melambangkan cahaya pelita di harapkan manusia SH itu dpt menjadi setitik penerang kehidupan walaupun akan luluh karena sinarnya.
6 Ayam Jago bahwa manusia SH itu membawa sifat Jago di atas Jago dlm arti mampu mngendalikan diri sendiri dpt menerima cacian maupun pukulan.
7. Uang Logam atau ketengan dari nilai nominal terkecil sampai paling besar melambangan bhwa manusia itu sekecil kecilnya pasti membawa makna /berarti dlm kehidupan bermasyarakat.

Kandidat PRA SH
semua persyaratan hanyalah perlambang untuk mengingat makna agar dapat di terapkan dan di hayati dlm kehidupan sehari hari. Syarat syarat tsb tdk boleh di tawar  tawar karena manusia SH bila memiliki tygas tdk boleh menunda serta menunjukkan sejauh mana keseriusan seseorang dalam menghayati ilmu SH tsb.
sumber: Para Sesepuh MUNADJI (1936) buku peringatan persaudaraan setia hati
Wiryosoemitro,Roeslan (1962) Buku peringatan persaudaraan setia hati

Nama Jurus Setia Hati 36

Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo banyak belajar dari silek Minangkabau disamping belajar dari berbagai aliran dari silat di Tanah Sunda, Betawi, Aceh dan kawasan lain di Nusantara. Silek Minangkabau telah menjadi unsur penting dalam jurus-jurus Peguruan Setia Hati. Setidaknya hampir semua aliran silek penting di Minangkabau telah beliau pelajari selama di Sumatera Barat pada tahun 1894-1898. Beliau adalah tokoh yang menghargai sumber keilmuannya, sehingga beliau memberi nama setiap jurus yang diajarkannya dengan sumber asal gerakan itu. Beliau memiliki watak pendekar yang mulia dan menghargai guru.

NAMA JURUS-JURUS PENCAK SILAT SETYA HATI

1. Betawen - I                                                              19. Sumedangan - I
2. Betawen - II                                                             20. Sumedangan - II
3. Cimande - I                                                              21. Lintau
4. Cimande - II                                                             22. Cimande - VI
5. Cikalong ( Slewah )                                                 23. Alang Lawas - I
6. Ciampea - I ( Besutan )                                            24. Alang Lawas - II
7. Ciampea - II ( Krawelan )                                        25. Minangkabau - I Kucingan
8. Tanah Baru - I                                                          26. Solok Minangkabau - II
9. Tanah Baru - II                                                         27. Cibediyut
10. Permainan Tionghoa Monyetan                             28. Cimande - VII
11. Cimande - III                                                          29. Terlakan Monyet Tukang (Tdk di ajarkan)
12. Cimande - IV (Cmd-III + bbrp Tegak)                   30. Padang Alai - I
13. Cimande - V                                                           31. Padang Alai - II
14. Cibediyut dengan Toya                                          32. Fort De Kock
15. Padang Panjang - I                                                 33. Padang Alai - III
16. Padang Panjang - II                                                34. Padang Alai - IV
17. Cipetir                                                                     35. Kuda Batak
18. Padang Siranti                                                         36. Simpai Minangkabau - III ( blirik ) 
*Pedoman hidup seorang kadang SH adalah Sapta Wasita Tama,
yang artinya sapta (tujuh),wasita(ajaran/pedoman),tama (utama/luhur) dengan demikian Sapta Wasita Tama berarti tujuh pedoman yang luhur menjadi sendi – sendi kehidupan rohani SH, melaksanakan tata kehidupan bermasyarakat.

ISI SAPTA WASITA TAMA

1. Tuhan menciptakan alam seisinya hanya dengan sabda sebelum
disabda (dumadi) alam seisinya itu ada pada yang Menyabda.
2. Setelah alam semesta seisinya ada (Disabda) Tuhan menyertai
sabdaNya.
3. Barang siapa meninggalkan AS-nya tergelincirlah ia oleh lingkungan
sekelilingnya (omgeving).
4.Barang siapa meninggalkan keseimbangan, tergelincirlah ia
5.Barang siapa melupakan/meninggalkan permulaan, tak akan dapatlah
ia megakhirinya.
6.Barang siapa mengaku hasil karyanya menjadi milik sendiri
terbelengulah ia lahir bathin.
7.Barang siapa selalu melati merasakan “rasaning rasa”, Insya Allah
lambata laun ia akan kerasa ing rosing roso. Rosoning roso ialah sumber dari rasa, keroso ing rosing roso ialah terasa atau merasakan inti pusat dari rasa